BAB I

PENDAHULUAN

Bayam yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spinosus L. Yang kini dikenal di seluruh penjuruh dunia, berasal dari daerah Amerika tropika. Jenis – jenis Amaranthus sp memiliki wujud yang menarik dari daun – daunnya yang berukuran besar, berwarna hijau dan merah, serta merah yang keluar dari ujungnya. Ada 3 jenis (spesies) bayam yang diusahakan di kawasan Amerika Latin, yaitu Amaranthus caudatus berkembang di Argentina, Peru, dan Bolivia ; Amarantuhs cruentus di Guatemala ; sedangkan Amaranthus hypochondricus di Meksiko (Arief, 1990).

Negara yang menjadi pusat penyebaran bayam antara lain Papua Nugini, Taiwan, Hongkong, India, Nigeria, Dahomey, Amerika Serikat, dan Indonesia. Bayam tersebar luas di daerah tropis dan daerah beriklim sedang. Di Indonesia, tanaman bayam tersebar di seluruh wilayah nusantara. Tanaman bayam ada yang tumbuh di hutan – hutan, dan sebagian lagi mulai dibudidayakan di sawah, pekarangan, sepanjang endapan lumpur atau sungai, dan ada pula yang ditanam  dalam pot (Anonim, 2012).

Tanaman bayam digolongkan ke dalam keluarga Amaranthaceae, marga Amaranthus. Sebagai keluarga Amaranthaceae, bayam termasuk tanaman gulma yang tumbuh liar. Namun, karena perkembangannya, manusia memanfaatkan tanaman bayam sebagai tanaman budidaya yang mengandung gizi tinggi (Anonim, 2009). Bayam merupakan bahan sayuran dunia yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat (Hendro, 1984).

Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan bayam selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk Negara – Negara berkembang (Arief, 1990). Secara umum, tanaman bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol darah tinggi, dan menurunkan berat badan. Infus daun bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin, dan hematokrit kelinci yang dibuat anemia secara nyata. Peningkatan tersebut tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kelinci yang diberi sulfas ferosus. Sebagai pembanding, digunakan air suling. (Ernawati Santoso, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 1986).

Di duga, tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan luar negeri ke wilayah Indonesia. Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar) (Hendro, 1984). Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu, Varietas Giri Hijau, Giri Merah, Maksi Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayor, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (Henssayon, 1985).

 

BAB II

DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

  1. Determinasi

1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a ( golongan 10 )

239b-243b-244b-248b-249b-250b-266b-267a-268a-269b-270b…….

41. Amaranthaceae ( family ) 1b-5a……. 5 Amaranthus ( genus )    Spesies: Amaranthus spinosus L.

  1. Klasifikasi

Menurut Ware George and J. P MC. Collum pada bukunya Producing Vegetable Crops, sistematika dari tanaman bayam sebagai berikut.

Kingdom         : Plantae

Divisio             : Spermatophyta

Sub – division : Angiospermae

Class                : Dicotyledonae

Ordo                : Amaranthales

Family             : Amaranthaceae

Genus              : Amaranthus

Species            : Amaranthus spinosus L.

(Ware, 1975)

 

 BAB III

HABITATIO

  1. Habitus

Amaranthus spinosus L. Perawakan tanaman bayam ini bervariasi dari yang tumbuh merangkak sampai tegak. dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl, tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di. dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas. Herba setahun, tegak atau agak condong, tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Berbatang basah, bulat. Daun berselang-seling,tepi helai rata, daun tunggal dan  pertulangan daunnya menyirip. Bunga majemuk bentuk bulir, muncul dari ketiak daun atau ujung batang. Kelopak bunga nya berbentuk corong. Ujung bertaju, warna hijau. Biji bulat kecil warna hitam. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-abu.

  1. Habitat

Bayam duri merupakan tumbuhan liar yang diantara sema-semak, perkarangan rumah, ladang, tepi jalan atau lahan kosong yang tidak terpelihara. Lebih menyukai lahan yang kering, seperti lahan padi gogo atau tumbuh bersama tanaman lain dilahan yang kering. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 – 35 Celcius. Tanaman ini mudah tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 50-100 cm. Bayam duri ini, mudah berkembang dengan bijinya yang kecil-kecil.

BAB IV

DESKRIPTIO

  1. Organa Nutritiva

1.1.Akar ( Radix )

Amaranthus spinosus L. berupa akar tunggang, tidak berkayu ( herbaceous ) dan berwarna putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-abu.

1.2.Batang ( Caulis )

Amaranthus spinosus L. berbentuk berbatang bulat, tegak, berduri pada setiap ruasnya,termasuk berbatang basah. Batang berwarna hijau atau kemerahan,  bercabang banyak.

1.3 Daun ( Folium )

Amaranthus spinosus L. daun spesies ini termasuk daun tunggal,bundar telur,  memanjang sampai lanset, tata letak daun tersebar ( Phyllotaxis ), daun berselang-seling,bulat atau oval, menyempit kebagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung runcing serta urat-­urat daun yang kelihatan jelas, tulang daun menyirip,tepi daun rata, bertangkai panjang,letak berseling warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan, mmbentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 3,2 cm. Ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun berbentuk bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus. Daun tenda bunga setinggi-tingginya 2,5 mm.

  1. Organa Reproduktiva

1.1.Bunga ( flos )

Bunga Amaranthus spinosus L. bunga berkelamin tunggal, termasuk bunga dalam tukal yang rapat, bunga majemuk kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya sedangkan bunga betina berbentuk bulat, yang terdapat dibagian bawah duduk di ketiak daun atau ujung atas batang,bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan, padat berwarna hijau. Kelopak bunganya berbentuk corong. Ujung bertaju, warna hijau agak putih. Daun tenda bunga setinggi-tingginya 2,5 mm Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. Bunga setiap bunga memiliki berbilangan 5 daun mahkota berlepasan, panjangnya 1,5-2,5 mm. Bakal biji satu. Bunga ini termasuk bunga inflorencia.

2.2       Buah ( Fruktus )

Amaranthus spinosus L. buah mengandung biji yang sangat kecil, berbentuk bulat panjang dan berwarna hitam mengkilat. Berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm.

2.3       Biji ( Semen )

Amaranthus spinosus L. Berbijinya bulat kecil berwarna hitam dengan panjang antara 0,8 – 1 mm.

 BAB V

RINGKASAN

 Bayam yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spinosus. Yang kini dikenal di seluruh penjuruh dunia, berasal dari daerah Amerika tropika. Ada 3 jenis (spesies) bayam yang diusahakan di kawasan Amerika Latin, yaitu Amaranthus caudatus berkembang di Argentina, Peru, dan Bolivia ; Amarantuhs cruentus di Guatemala ; sedangkan Amaranthus hypochondricus di Meksiko (Arief, 1990). Terdapat tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam hijau biasa, bayam merah (Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah, dan bayam putih (Blitum album), yang berwarna hijau keputih-putihan. Sebagai informasi, daun dan batang bayam merah mengandung cairan berwarna merah. Selain A. tricolor, terdapat bayam jenis lain, seperti bayam kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam kotok/bayam tanah (A. blitum). Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah A. tricolor dan A. hybridus sedangkan jenis bayam lainnya tumbuh liar. Panen bayam cabut paling lama dilakukan selama 25 hari. Setelah itu, kualitasnya akan menurun karena daunnya menjadi kaku. Bayam dapat disayur bening, dibuat gado-gado, pecal, atau direbus untuk lalap. Kadangkadang, daun bayam yang muda dan lebar digunakan pula sebagai bahan rempeyek. Tanaman bayam dapat diperbanyak dengan biji.

Negara yang menjadi pusat penyebaran bayam antara lain Papua Nugini, Tiawan, Hongkong, India, Nigeria, Dahomey, Amerika Serikar, dan Indonesia. Bayam tersebar luas di daerah tropis dan daerah beriklim sedang. Di Indonesia, tanaman bayam tersebar di seluruh wilayah nusantara. Tanaman baya,m ada yang tumbuh di hutan – hutan, dan sebagian lagi mulai dibudidayakan di tegalan, pekarangan, sepanjang endapan lumpur atau sungai, dan ada pula yang ditanam  dalam pot (Anonim, 2012).

Secara umum, tanaman bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol darah tinggi, dan menurunkan berat badan. Infus daun bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin, dan hematokrit kelinci yang dibuat anemia secara nyata. Peningkatan tersebut tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kelinci yang diberi sulfas ferosus. Sebagai pembanding, digunakan air suling. (Ernawati Santoso, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 1986).

Dalam keadaan mendesak, orang sering memanfaatkan aneka bahan dapur seperti sayuran untuk ramuan obat. Ini bukan semata-mata mepertimbangkan soal kemudahannya, melainkan memang beberapa sayuran, umbi dan buah telah diteliti oleh para ahli kesehatan dunia dan diakui memiliki khaisat tertentu. Dalam hal ini pilihlah sayur yang masih segar yang kandungan kimianya masih lengkap. Bukan saja di Indonesia atau Asia saja, bahkan di negara-negara Amerika latin, Eropa dan Timur Tengah, sudah mulai kembali ke bahan obat alami. Kelemahannya yaitu sulit didapatkan bila ramuannya terdiri dari berbagai macam tumbuhan. Tetapi kelebihannya, efek sampingnya tidak ada atau aman, asal sesuai dengan takaran ramuan yang lazim.

Amaranthus spinosus L. merupakan tumbuhan herba berumur 1 tahun, tegak atau condong kemudian tegak, tinggi 0,4 – 1 m, kerapkali bercabang banyak dan berduri. Daun bulat telur dan memanjang bentuk lanset, panjang 4 – 8 cm, dengan ujung tumpul dan pangkal runcing. Bunga dalam tukal yang rapat, yang bawah duduk di ketiak, yang atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung dan duduk di ketiak, bentuk bulir atu bercabang pada pangkalnya. Bulir ujung sebagian besar jantan, tidak berduri, tidak berduri temple,mula-mula naik lalu menggantungg. Tukal betina dengan 2 duri lurus yang lancip, dan menjauhi batang. Daun pelindung dan anak daun pelindung runcing, sepanjang-panjangnya sama dengan tenda bunga. Daun tenda bunga 5, panjang 2 – 3 mm, gundul, hijau atau ungu dengan tepi transparan. Benang sari 5, lepas, tanpa taju yang disisipkan diantaranya. Kepala putik duduk, bentuk benang. Buah bulat memanjang, dengan tutup yang rontok, berbiji 1. Tegalan, halaman rumah, semak, kebun, tepi jalan; 1 – 1.400 m. Bayam duri, Ind, J. S, Senggang cucuk, S, Bayem raja, J, Bayem roda, J, Bayem cikron, J, Cikron, J, Tarnyak lakek, Md, Stekelamarant, N.

 DAFTAR PUSTAKA

Gembong Tjitrosoepomo. 1993. Taksonomi Umum. 1993. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Anonim. 2011. http://www.e-dukasi.net/index.php?q=gerak+pada+tumbuhan&t=materipokok

Campbell, Neil A,dkk. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

E.S. Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press Anonim. 2009

 

 Amaranthus spinosus (bayam duri)

 

 

Batang dan Bunga Bayam Duri

 

 

 

Daun Majemuk